Annyeonghaseyo Chingu ^^

Welcome to ♫ Super Clouds Blog
Memuat segala informasi mengenai SUPER JUNIOR dalam Bahasa INDONESIA.
Mohon maaf bila ada kesalahan dan kekurangan dalam postingan di blog ini.
Please leave some comments, take full of credits, and please don't just copy and paste.

Take credit 'SUPERCLOUDFERIKA.BLOGSPOT.COM' as well !!
Gamsahamnida ^^
Follow Yesung video project

'Sexy, Free & Single' Music Video

Monday, April 23, 2012

[SINOPSIS] Skip Beat Eps. 2 (2)





(lanjutan ....) .... Lian tersadar dan berbalik mendekati Gong Xi dan menyerahkan formulir itu ke Gong Xi. Lalu Lian langsung berjalan pergi. Sepeninggalan Lian, Gong Xi sangat kesal, “apa-apaan itu! Aku tidak akan jatuh berkeping-keping. Orang aneh, aku tidak pernah menyinggung perasaanmu, tapi kenapa kau membuatku marah!” Gong Xi menggeram marah.

Di kamarnya Gong Xi teriak-teriak ke dinding yang terpasang foto Shang yang sobek dan di sampingnya foto Lian. Kedua foto itu penuh dengan anak panah. Gong Xi teriak kalau setelah lulus audisi ia akan menjadi bintang internasional. Pada saat itu Gong Xi ingin Shang dan Lian berlutut dan memohon-mohon padanya, terutama Shang. Gong Xi menunjuk boneka Shang dan menusukkan jarum ke boneka itu sambil teriak agar boneka itu (Shang) berlutut dan memohon juga memanggilnya Ratu Gong Xi.


Di bawah kamar Gong Xi, Ny. Boss bilang kalau mendengar Gong xi teriak-teriak seperti itu jadi menakutkan. Suaminya lalu bilang kalau mungkin Gong Xi sedang bermain peran seperti mereka juga. Keduanya lanjut bermain dokter-dokteran.

Gong Xi berdiri di teras kamarnya. Dalam hati ia berkata kalau ia akan bekerja sangat keras dan berdiri di panggung yang cerah, membiarkan orang melihatnya dari bawah panggung dan bertepuk tangan. Gong Xi membulatkan tekat lalu berteriak, “aku pasti akan berusaha sangat..sangat keras!”

Dua petugas satpam dibawahnya mendengar teriakan itu. Salah satunya menyangka itu suara hujan. Yang satunya lagi tersenyum dan bilang ia sudah sering mendengarnya. Sementara Gong Xi tersenyum lega di jendela kamarnya setelah berteriak.

Gong Xi terkesima melihat orang-orang yang datang ke tempat audisi. Mereka semua berlatih untuk menampilkan kemampuan maksimalnya. Ada yang bermain gitar, hola hoop, senam lantai,dll. Gong Xi melihatnya antusias lalu saat melihat cermin ia berpikir ini tidak adil, semuanya terlihat gaya dan menarik padahal Gong Xi sudah menghabiskan uangnya membeli pakaian dan ponsel serta mengganti gaya rambut tapi ia tidak pernah berpikir untuk membeli kosmetik. Itu semua gara-gara Shang, Gong Xi mengeluarkan boneka Shang dan membejek-bejeknya (duh bahasanya kacau…wkwk).

Salah satu peserta membawa anak kecil dan marah-marah. Nan Qin marah karena ada orang yang membawa anak kecil ke tempat audisi padahal ia sudah mempersiapkan untuk audisi kali ini. Nan Qin bertanya ke sekeliling siapa ibu gadis kecil itu. Gong Xi ikut melihat ke sekeliling mencari ibu gadis kecil itu. Nan Qin yang melihat Gong Xi memegang boneka menuduh Gong Xi adalah ibu gadis kecil itu.

Nan Qin menatap sinis Gong Xi, “yak… kau yang bawa boneka! Bawa anakmu pergi!”
“Aku?” tanya Gong Xi bingung
“Kau satu-satunya yang membawa boneka. Bawa dia pergi, sekarang!”
“Apa salah jika aku membawa boneka? Sudah kubilang, aku bukan ibunya?”
“Bahkan jika kau bukan ibunya, kalian ini satu jenis. Berapa usiamu?dan kau masih bermain dengan boneka. Ini audisi , semua orang mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengalahkan yang lain. Cuma kau yang bermain dengan boneka.”
“Kau salah paham, aku tidak bermain dengan itu, aku hanya memberi pelajaran…”
“Aku tidak punya waktu untuk mendengar omong kosongmu. Wanita sepertimu yang membosankan kuno bahkan tidak seksi, bahkan kau tidak tahu bagaimana menggunakan boneka untuk menutupi keburukanmu”. Nan Qin menatap sinis Gong Xi.
Gong Xi kesal, “apa? Apa katamu?”.
Nan Qin mengulangi, “aku bilang kau umum, rendahan, lemah dan bertindak menyedihkan. Orang-orang sepertimu membuatku marah. Jika kau tidak serius, pergi dari sini. Jangan datang dan merusak audisi ini!”. Nan Qin lalu pergi berlalu meninggalkan Gong Xi. Maria (gadis kecil itu) menangis membuat orang-orang mengerubunginya. Peserta audisi yang lain berkomentar kalau Nan Qin keterlaluan dan bertanya apa Maria kehilangan ibunya.

Sementara itu, Gong Xi berdiri terpaku dengan perkataan Nan Qin. Gong Xi kaget dan bilang kalau ia hanya memegang boneka, apa itu masalah. Tapi Nan Qin malah memarahinya seperti itu, sungguh konyol. Lalu Gong Xi teringat perkataan Nan Qin yang bilang ia membosankan, kuno bahkan tidak seksi. Gong Xi ingat perkataan Nan Qin sama persis dengan yang dikatakan Shang. Hal itu membuatnya Gong Xi bertekad tidak akan kalah dari gadis sombong itu. Gong Xi akan membuktikan kalau seseorang tidak perlu menggunakan make up untuk terlihat kharismatik. Gong Xi bilang kalau pesona seseorang tergantung pada keyakinan teguh orang tersebut. Lalu Gong Xi ketawa evil.

Gong Xi lalu menghampiri Maria dan mencubit pipinya. Peserta lain kaget dan bertanya kenapa Gong Xi mencubit anak itu. Gong Xi langsung memberikan tatapan setannya yang membuat semuanya menjauh ketakutan. Gong Xi beralih kembali pada Maria sambil terus mencubitnya. Gong Xi bilang, “gadis kecil, apa kau pikir dengan menangis maka akan ada orang yang datang untuk membantu dan menghiburmu?”. Gong Xi terus saja mencubit pipi Maria sambil ketawa evil.

Ruang audisi. Semua peserta yang sudah selesai diaudisi keluar. 4 orang anggota tim audisi yang duduk di meja menunggu peserta selanjutnya. Salah satu tim berkata kalau babak pertama audisi sangat standar, ia belum menemukan yang menarik di matanya. Lalu ia bertanya pada Direktur Shen kalau Direktur Shen mengatur satu peserta terakhir, apa ia harus mengatisipasinya. Direktur Shen hanya tersenyum mendengarnya. Lalu ia bertanya siapa nama peserta yang dimasukkan Direktur Shen sambil membuka-buka formulir pendaftaran. Direktur Shen langsung bilang kalau nomor terakhir 101. Pas dilihat ternyata Gong Xi menempelkan fotonya yang sedang marah di formulir. Orang tadi pun bertanya ini tidak masuk akal, biasanya orang akan menempelkan fotonya yang sedang tersenyum. Direktur Shen hanya bisa senyum semuanya tergantung audisi hari ini jadi tidak apa-apa mengeliminasi dia. Orang tadi kembali bertanya apa benar boleh mengeliminasinya. Direktur Shen hanya mengangguk tidak semangat. Dia teringat saat Gong Xi mengikutinya dan menerornya. Lalu tiba-tiba Direktur Shen membayangkankan dihantui hantu Gong Xi yang mengutuknya karena mengeliminasi Gong Xi. Direktur Shen berteriak ketakutan dan sembunyi di bawah meja membuat semua orang kaget dan bingung. Saat ditanya kenapa, direktur Shen hanya menjawab ia merasa digigit nyamuk tadi lalu kembali ke kursinya.

Di luar, petugas mengumumkan kepada peserta audisi nomor urut 81-101 untuk memasuki ruang audisi. Nan Qin yang mendengarnya langsung berdiri dan masuk ke dalam. Semua peserta juga bangkit dan masuk ke dalam. Gong Xi yang terduduk ikut bangkit dan berdiri. Gong Xi meremas boneka Shang dan menyemati dirinya kalau rencana balas dendamnya akan segera dimulai.

Sementara itu, Lian yang sedang di lokasi syuting bertanya pada manajernya. Lian tanya, “tes seharusnya sudah mulai kan?’. Manajernya bingung, “tes apa?”. Lian kembali menjelaskan, “tes. Audisi”.
Da Jun (manajer Lian) hanya tersenyum simpul dan bilang, “apa yang terjadi di sini? Apa kau khawatir tentang audisi? Atau kau mengkhawatirkan salah satu peserta audisi?”.
Belum sempat Lian menjawab, kru film menatanginya dan bertanya apa Lian sudah siap. Lian mengangguk dan menyiapkan diri.

Lian pun bangkit dan menjalani syuting. Lian berakting action dengan tembakan. Selesai melakukan scene Lian mengucapkan terima kasih kepada seluruh kru film. Lian berjalan dengan wajah sumringah ke ruang gantinya. Lian membasuh tangannya dan kembali berpikir apa mungkin Da Jun benar, ia mengkhawatirkan seseorang dalam audisi. Lian tersenyum dan bilang, “balas dendam? Menggunakan motif lucu seperti itu untuk pergi audisi, apa dia bisa lulus. Masuk dunia hiburan sebagai apa?”. Lian menghela nafas dan kembali memandang cermin.

Gong Xi sudah memasuki ruang audisi. Dia duduk di samping Nan Qin karena nomor mereka berurutan. Saat audisi akan dimulai Nan Qin menyadari kalau CEO tidak turut hadir menjadi juri di situ. Ia protes karena menurutnya CEO tidak peduli akan audisi itu.

Tiba-tiba terdengarlah suara musik yang keras dan muncul penari dari belakang panggung. Semua orang kecuali Nan Qin terpukau melihatnya. Lalu keluarlah Tuan Luo Li dari belakang penari-penari itu. Salah satu peserta audisi berkata kalau Tuan Luo Li lebih ‘artis’ dari sekedar artis biasa. Lalu Tuan Luo Li memberi sambutan menyambut peserta audisi yang datang. Ia berkata kalau LME adalah tempat yang bisa mewujudkan mimpi mereka dan mereka tidak akan rugi mengerahkan seluruh bakat mereka untuk LME tapi sebelum diterima di LME mereka harus bisa membuat ia terpukau dalam audisi ini.

Lalu audisi dimulai. Peserta audisi menampilkan kemampuan terbaik mereka mulai dari menari salsa (atau tango ya?) sampai bermain biola. “Semua orang menampilkan bakat terbaiknya sementara aku …” pikir Gong Xi lalu ingatannya melayang ke saat ia mengobrol dengan boss restorannya dan istrinya. Ia meminta bantuan mereka untuk menghadapi tes bakat saat audisi. Gong Xi tidak berharap banyak kalau bossnya akan membantu karena ia berpikir kalau bossnya pasti meremehkan bakat Gong Xi dan menganggap Gong Xi memiliki bakat ini hanya untuk mengikuti audisi. Namun Gong Xi tidak akan mengecewakan bossnya yang telah bersedia meminjamkan benda pusaka peninggalan nenek moyangnya untuk audisi Gong Xi.

Gong Xi sangat terpukau dengan penampilan peserta lain. Bahkan yang bakatnya paling sederhana sekalipun. Peserta yang duduk di barisan depan Gong Xi berbisik-bisik dan berkata kalau penampilan semua peserta masih kalah dibandingkan pertunjukkan CEO tadi. “Di sini adalah tempat pertarungan bakat. Kalau kau merasa tidak punya bakat lebih baik pulang saja,” kata Nangin sinis. Lalu Nan Qin dipanggil untuk audisi. Peserta lain berbisik-bisik dan berkata kalau Nan Qin sangat arogan. Gong Xi berpikir kalau walaupun Nan Qin membuat banyak orang membencinya namun ia sama sekali tidak takut dan tetap percaya diri. Nan Qin memperkenalkan diri dan berkata kalau tujuan hidupnya adalah menjadi artis yang hebat dan pertunjukkan bakatnya kali ini hanya bisa terlaksana dengan bantuan juri yang hadir di sana. Ia meminta script pada CEO lalu membaca script itu dengan serius. Script yang dibaca oleh Nan Qin adalah script yang berisi adegan percakapan dan musical.

Direktur Shen bertanya pada Tuan Luo Li apakah ia tertarik dengan Nan Qin. Tuan Luo Li berkata kalau Nan Qin sangat menarik karena kepercayaan dirinya. Direktur Shen juga setuju (bersambung....)



Source SMCOUPLE on facebook

No comments:

Post a Comment